Haii Haiii ~
Pada kesempatan kalii inii, gw mw share lagii ttg "hubungan atau relationship". Kadang karena fisik luar kita jadi terlalu mudah
memasukkan seseorang ke dalam hati kita, ga heran kalo hati kita sering
kecewa. Seharusnya kita harus tau luar dalamnya seseorang itu dulu kan.
Gue punya perumpaan, hati itu kita ibaratkan sebagai rumah. Kalo lu
punya rumah apakah semua orang lu perbolehkan masuk? Tentu ada
orang-orang yg cuma boleh sampe pagar, sampe teras, di ruang tamu, dan
kalau orang yg sangat kita percaya baru boleh masuk ke dalam kamar. Nah,
kalau orang-orang yg boleh masuk rumah aja kita tau mana yg boleh dan
enggak, lalu begitupun sama hati. Ga sembarang orang seharusnya boleh
masuk ke dalam hati kita. Supaya kita ga kecewa. Banyak hubungan yg
akhir-akhirnya malah membuat kecewa, karena sering berantem lah, ga
diperhatiin lah, selingkuh lah, dan lain-lain.
1. Introduction
Sudah pastii harus ada perkenalan, biasanya doi cuma
menunjukkan yg bagus-bagus, seolah ga bercacat cela. Nah
di tahap ini juga, kenali siapa tuhannya. Kalau sama, tanya agamanya.
Kalau sama, tanya kitab yg dibacanya apa. Kalau sama juga, tanya suka
dibaca setiap hari atau enggak? Lalu seaktif apa dia di tempatnya
beribadah. Kalau jawaban pertanyaan diatas ada yg tidak sama, atau dia
enggak suka baca kitab. Oke, stop sampai
disitu. Karena apa jaminannya hubungan kalian kedepannya bakal tetep
kudus, karena yg seharusnya jadi landasan hubungan kalian aja (Firman
Tuhan) ga selalu dia baca. Jangan biarkan hati kalian kecewa di
kedepannya. Nah, kalau yg agamanya enggak sama, gue juga cuma bisa
bilang 'Stop sampai disitu', jangan mengharapkan saat sudah pacaran
orang itu akan pindah ke agama kalian, Tuhan aja ga bisa
merubah dia (karena hati orang tersebut), siapa kalian bisa merubah dia,
kalaupun iya itu akan bersifat sementara. Tapi kalau sama, oke kita
lanjut ke tahap kedua.
Jika kamu telah berhubungan sex dengan pacarmu, sesungguhnya kamu telah menaburkan benih-benih kematian pada hubunganmu.
2. Make Contact
Nah ini dimana kalian memperhatikan sungguh-sungguh! Tentunya di tahap ini
kalian udah bertukar nomor, facebook, twitter, dan media lainnya. Nah
lihat statusnya, apakah perkataannya kata-kata yg membangun atau justru
kata-kata yg kasar. Percaya atau tidak, kata-kata itu cerminan pikiran
dan hati. Kalau dari kata-kata aja udah keliatan ga baik, gimana
hatinya? Jangan mau dikecewakan untuk kedepannya. Kalian berhak dapet yg
terbaik. Foto-fotonya atau gambar-gambarnya, apakah memuliakan Tuhan
atau ... Jika tidak, stop sampai disitu. Jika iya, lanjut ke tahap
ketiga.
3. Friendship
Karena statusnya sudah berteman, tentu
kalian udah lebih deket dong. Nah lihat respon-responnya saat menghadapi
masalah, tekanan, dan lain-lain. Apakah ucapan syukur yg keluar, atau
justru respon negative? Marah-marah, bersedih a.k.a galau, kasar? Jika
iya, stop sampai disitu. Orang-orang
yg selalu bersedih adalah orang yg akan menuntut untuk dikasihi.
Ibaratnya seperti gelas kosong yg selalu ingin dituang, jika gelas yg lu
punya penuh, maka lu akan selalu menuang ke gelas yg kosong. Tapi
gelas itu akan selalu kosong, hingga pada akhirnya gelas yg lu punya
pun akan menjadi kosong. Dan gelas yg sama-sama kosong akan saling
menuntut untuk sama-sama dikasihi. Yg akan berakhir dengan menuntut
untuk diperhatikan, menuntut untuk menghabiskan waktu selalu berdua,
cemburuan karena merasa memiliki. Berbeda jika gelas yg dia punya juga
penuh, lu berdua akan selalu merasa terpenuhi kasihnya oleh kasih
Allah. Dan yg dilakukan oleh gelas yg sama-sama penuh adalah saling
memberi tanpa saling menuntut untuk dituang. Dan dari sana, akan
terciptalah buah-buah Roh.
Lebih baik menunggu orang yg tepat, daripada berjalan dengan orang yg bersedih.
4. Intimacy
Ini
tahap terakhir, kalau kalian udah bener-bener yakin sama orang
tersebut. Tuhannya sama, agamanya sama, kitabnya sama, aktif di tempat
dia beribadah, responnya baik, dan lewat hidup dan perkataannya Tuhan
dimuliakan. Berdoa untuknya, lebih baik sambil berpuasa. Biar Tuhan yg
kasih tau apa memang dia orangnya atau bukan. Terkadang, orangnya tepat,
caranya tepat, tapi waktunya belum tepat.
Saat yg
paling tepat seseorang memerlukan pasangan adalah saat orang itu merasa
dia tidak memerlukan pasangan :) Karena dia sudah merasa mapan, dan
cukup. Jadi yg akan dilakukan orang ini saat bertemu pasangan adalah
memberi dan memberi. Apa jadinya jika dua orang yg selalu memberi berada
dalam satu hubungan yg landasannya adalah Firman Tuhan?